Kamis, 31 Januari 2013

'FPI' Cabang London Razia Miras dan Wanita Telanjang di Malam Minggu

Kelompok pemuda Islam di London, Inggris dilaporkan ke pihak kepolisian karena melakukan sweeping miras pada malam Ahad pekan lalu.
Polisi kini menyelidiki laporan yang mengatakan sejumlah pemuda Islam yang menamakan diri "Muslim Patrol" telah melakukan sweeping terhadap warga yang mengkonsumsi alkohol. Muslim Patrol juga meminta para wanita di London menutupi aurat mereka.

Film diunggah di Internet

Aksi Muslim Patrol saat merazia alkohol yang diminum di pinggir jalan dan mengatakan para wanita yang tidak menutup aurat laksana "binatang telanjang tanpa menghormati diri sendiri" itu telah difilmkan dan diunggah di internet dengan judul "The Truth About Saturday Night".

Dalam rekaman film itu diperlihatkan saat Muslim Patrol menyita botol alkohol di pinggir jalan. Aksi Muslim Patrol di London ini mirip yang dilakukan sejumlah ormas Islam di Indonesia seperti Front Pembela Islam (FPI).

Video itu diunggah di Youtube dengan durasi tiga menit dan mendapat banyak komentar pro dan kontra. Video yang diunggah sejak Ahad itu telah dilihat lebih dari 42.000 kali.

Iklan Jorok
Selain merazia peminum alkohol, pemuda yang tergabung dalam Muslim Patrol London ini juga mencopot sejumlah iklan yang ditempel di pinggir jalan yang mereka kategorikan cabul.

Amar Ma'ruf Nahi Munkar
Dalam video tersebut, diperlihatkan mereka melepas iklan push-up bra produk dari H&M. Salah satu pemuda dalam video itu mengatakan "Umat Islam telah bergerak untuk amar ma'ruf nahi munkar dengan menutupi orang-orang yang telanjang."

Selain melepas dan membakar sejumlah iklan cabul, Muslim Patrol juga menutup iklan cabul lainnya dengan cat semprot.

Sumber : www.muslimdaily.net

Rabu, 30 Januari 2013

Dituntut 4 Bulan Penjara, FPI Minta Jamaah Ahmadiyah Juga Adili.


 Salah satu anggota Front Pembela Islam (FPI) Kota Bandung yang menjadi terdakwa perkara perusakan masjid An Nasir milik Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) di Jalan Sapari Kota Bandung, Asep Abdurahman dituntut hukuman penjara selama 4 bulan.

Hal ini disampaikan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Agus Muldoko saat membacakan surat tuntutannya di ruang sidang I Pengadilan Negeri Bandung, Jalan Martadinata, Selasa (29/01/2013) kemarin.
JPU menilai, Asep Abdurahman alias Utep telah melanggar pasal 170 ayat 1 KUH Pidana tentang perusakan barang. Sehingga JPU menyatakan terdakwa terbukti melakukan tindak pidana perusakan secara bersama-sama terhadap fasilitas masjid milik JAI tersebut beberapa waktu lalu.

Hal yang memberatkan terdakwa menurut JPU, adalah karena terdakwa telah melakukan perusakan dengan sengaja. Sementara hal yang meringankan di antaranya karena terdakwa sopan selama persidangan dan belum pernah dihukum.Selain itu terdakwa juga dianggap masih muda sehingga masih bisa mengubah sikapnya.

Atas tuntutan JPU tersebut, terdakwa melalui penasehat hukumnya menyatakan akan mengajukan nota pembelaan (pledoi) yang akan dibacakan pada Selasa pekan depan.
Menanggapi keputusan tersebut Humas FPI Bandung, Agung Suwarjono kepada hidayatullah.com menyatakan tidak terkejut. Menurut Agus, pengadilan tersebut sudah bisa ditebak arahnya.
“Ya itulah pengadilan dunia, kita bisa terima jika perusakan tersebut sebagai tindakan pidana.Lalu bagaimana dengan tindakan penodaan dan penistaan agama Islam yang dilakukan mereka (JAI) yang nyata-nyata melanggar hukum? Kalau mau fair adili juga dong mereka,” tegas Agung.

Meski demikian menurut Agung, FPI akan terus melakukan pemantauan terhadap aktivitas JAI. Ia juga menghimbau umat Islam untuk terus waspada terhadap JAI.
Agung juga menuturkan bahwa tanggal 24 Januari kemarin FPI telah menyampaikan kecaman dan akan membubarkan secara paksa dan melarang segala bentuk amalan yang dilakukan JAI.

Salah satunya adalah  rencana JAI yang akan mengadakan acara Maulid Nabi Muhammad di masjid Mubarok di Jalan Pahlawan Kota Bandung yang juga sekretariat JAI Jabar.
“Tembusannya kita sampaikan ke Muspika, Muspida, FPKN, BIN dan BAIS. Alhamdulillah mereka tidak jadi menyelenggarakan acara maulid,”pungkasnya.

Sumber : Hidayatullah.com

Selasa, 29 Januari 2013

Menjaga Agama Islam, FPI Razia Minuman Keras

Uut, salah seorang penjaga Toko Banteng di kawasan Jalan Terusan Kiaracondong, Bandung hanya bisa pasrah dan
bingung saat sejumlah anggota organisasi masyarakat (ormas) Islam dari Front Pembela Islam (FPI) membawa dan menghancurkan
botol-botol berisi minuman keras dagangannya, Selasa (29/1/2013).

Ia terkejut dengan aksi tiba-tiba FPI. Bahkan Uut dan pegawai toko lainnya tak bisa mencegah saat salah seorang anggota mengambil botol-
botol minuman keras yang ada di dalam toko dengan alasan untuk barang bukti ke kepolisian.

Namun pada kenyataannya semua botol diangkut dan dibawa keluar semuanya.

Tak dimungkiri oleh Uut, kalaupun ada razia, biasanya ada pemberitahuan terlebih dulu.
Seperti yang terjadi pada Minggu lalu, dan pemilik toko menyuruhnya menutup toko tersebut. Tapi, razia yang dilakukan oleh FPI kali
ini tidak ada konfirmasi sedikit pun. Uut tak bisa berbuat apa-apa, terlebih pemilik toko saat ini sedang berada di luar kota.

"Enggak bisa ngapa-ngapain. Saya sama pegawai lain ya enggak bisa berbuat apa-apa. Cuma bisa
ngelihat barang dagangan dirusak.

Yang punya (pemilik toko) lagi ke luar kota. Sempat minta jangan diangkut semua. Tapi, enggak didengar. Masuk begitu aja," ujar Uut yang terlihat syok di lokasi kejadian.

Anggota FPI yang merazia minuman keras diketahui usai mengikuti persidangan di Pengadilan Negeri, Bandung. Pada saat razia tersebut, tanpa banyak bicara mereka
mengeluarkan semua minuman keras yang berada di dalam toko tersebut. Termasuk belasan kardus yang berisi botol kosong pun
diangkut dan disimpan di depan toko.

Sejumlah botol yang terlihat isinya masih baru, satu per satu mereka pecahkan. Sekitar 15 botol miras dengan jenis berbeda dipisahkan dengan maksud akan diserahkan ke Polsekta Kiaracondong sebagai barang bukti.

Salah seorang anggota FPI yang tak mau namanya disebut mengatakan, bahwa keberadaan toko tersebut sudah meresahkan warga. Sebagian warga di sekitar lokasi, tak sedikit anak-anak yang masih dibawah umur
termasuk orang dewasa kerap membeli minuman keras ke toko tersebut.

"Warga yang ingin melaporkan toko ini, takut. Katanya, toko ini di back up aparat," kata salah seorang anggota FPI sambil sibuk memindahkan dus-dus berisi minuman keras dari dalam toko ke luar toko.

Tak terlihat polisi saat aksi berlangsung. Baru setelah sekitar 30 menit, sejumlah petugas kepolisian datang ke lokasi dan anggota FPI pun
langsung meninggalkan lokasi setelah menaikan belasan botol miras ke mobil patroli polisi.


Sumber : Tribun jabar.co.id

Habib Rizieq: Itu Laporan Sampah yang Busuk dan Bau!

Front Pembela Islam benar-benar tak mau ambil pusing dengan laporan akhir tahun LSM liberal, Wahid Institute, yang menyebutkan bahwa FPI adalah organisasi massa Islam yang paling banyak melakukan tindakan pelanggaran kebebasan beragama tahun 2012.

Ketua Umum FPI, Habib Muhammad Rizieq Syihab, hanya berkomentar singkat atas tuduhan itu. "Itu laporan sampah yang busuk dan bau!," kata Habib Rizieq dalam pesan singkat yang diterima Suara Islam Online, Ahad malam (30/12/2012).

Menurut Habib Rizieq, dengan laporan itu, LSM yang dikomandani putri mendiang Gus Dur, Yenni Wahid itu hanya cari muka kepada pihak asing. "Wahid Institute hanya cari muka kepada asing!. Maklum kurang kerjaan, sehingga dolar mampet!", tudingnya.  

Karena itu FPI tegas menyatakan tidak akan melayani tuduhan palsu Wahid Institute itu. "Tidak perlu kami layani, karena FPI bukan level komprador atau antek asing," tegasnya.

Sebelumnya, Koordinator Program Wahid Institute, Rumadi, dalam launching Laporan Pelanggaran Kebebasan Beragama dan Intoleransi 2012 the Wahid Institute, Jumat (28/12/2012) menuduh Front Pembela Islam sebagai organisasi massa Islam yang paling banyak melakukan tindakan pelanggaran kebebasan beragama tahun 2012. 

Menurut Rumadi FPI terlibat dalam 52 kasus, disusul kelompok masyarakat sebanyak 51 kasus, individu sebanyak 25 kasus, Majelis Ulama Indonesia (MUI) 24 kasus, dan tokoh agama 12 kasus.



Sumber : Suara-Islam.com

Sabtu, 26 Januari 2013

Munarman: Negeri Pancasila bolehkan riba dan miras, menurut Fahri ini sesuai sunnah?

Menanggapi pernyataan kontroversial politisi PKS, Fahri Hamzah dalam twitternya yang menyatakan bahwa negara pancasila sudah sesuai dengan sunnah Nabi SAW. Ketua Bidang Nahi Munkar Front Pembela Islam (FPI), Munarman, SH mempertanyakan kriteria sunnah yang dimaksud Fahri di dalam negara Pancasila.

"Dalam negara Pancasila versi FH, riba menjadi sistem perbankan utama, miras justru diatur oleh negara peredarannya karena menghasilkan pajak, ini juga barangkali yang dimaksud sudah sesuai Nabi kali ya? Tanya Munarman retoris seperti disampaikan kepada arrahmah.com, Jumat (25/1/2013).

Lebih dari itu, Munarman juga mengkritik pernyataan bahwa agama tidak perlu negara, ia menanyakan penilaian Fahri terhadap fakta sejarah bahwa Rasulullah ketika mengirim surat ke kaisar Romawi dan Kisra Parsi posisinya sebagai Kepala negara atau sebagai kelompok pengajian sehingga dinilai bukan sebagai kepemimpinan agama di dalam negara.

"Khulafaur Rasyidin juga sebagai ketua Ormas kali ya? Dan Khilafah Bani Umayah, Bani Abbasiyah, dan Ottoman dianggap sebagai pimpinan ormas juga kali ya.." tegasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Fahri Hamzah mengeluarkan statemen kontroversialnya di twitter @fahrihamzah seperti "Saya tidak percaya negara agama. Agama tidak perlu negara. Tuhan tak perlu you!," kicaunya."kalau partai2 lain mau bikin negara agama silahkan, kalau PKS saya jamin nggak..percaya saya deh," tegasnya. "buat PKS, Pancasila dan UUD45 sudah Islami dan sesuai dengan sunah nabi dalam konstitusi medinah….gitu toh…," tulis Fahri.

Sumber : arrahmah.com

Jumat, 25 Januari 2013

Penghinaan Nabi Muhammad SAW dalam Kepanikan Barat

Oleh: Habib Muhammad Rizieq Syihab, MA
Sejak Rasulullah SAW mengajak umat manusia untuk beriman kepada Allah SWT, maka sejak itu pula caci maki dan hinaan datang bertubi-tubi menghampiri Nabi SAW. Bahkan hinaan tersebut tidak berhenti dengan wafatnya Nabi SAW, melainkan terus berlanjut hingga saat ini.

Hinaan terhadap Nabi SAW bukan karena beliau rendah dan hina, bukan juga karena beliau salah dan berdosa, bukan pula karena beliau menyakiti dan menganiaya,  pun bukan karena beliau merampas dan memaksa, karena Nabi SAW sangat mulia daripada sifat-sifat tercela macam itu. Akan tetapi hinaan terhadap Nabi SAW hanya karena beliau berda'wah di jalan Allah SWT dan mengajak umat manusia untuk beriman kepada-Nya.
Cara Rasulullah SAW dalam menyikapi aneka penghinaan pun beragam. Ada yang beliau diamkan. Ada juga yang beliau doakan. Ada pula yang beliau nasihati atau peringatkan. Dan ada juga yang beliau beri hukuman. Bahkan ada yang dibunuh akibat penghinaannya yang sudah kelewat batas. Semua itu melalui pertimbangan khusus Rasulullah SAW.

PERIODE MEKKAH
 Saat di Mekkah, tak satu pun penghinaan yang dibalas oleh Rasulullah SAW. Beliau tak membalas bukan karena tak mampu membalas. Jika Nabi SAW mau membalas, maka beliau hanya tinggal angkat tangan berdoa kepada Allah SWT untuk menghukum segera musuhnya.
Akan tetapi beliau tak membalas karena sejumlah alasan, antara lain : Pertama, beliau sabar dan tegar dalam da'wah. Kedua, beliau berada di permulaan jalan da'wah Islam, sehingga harus ditata dengan tenang dan penuh kesejukan. Ketiga, di permulaan Islam jumlah umat Islam masih sangat sedikit, sehingga Nabi SAW harus lebih hati-hati melindungi umatnya agar tak jadi korban perlawanan terhadap penghinaan tersebut. Keempat, Rasulullah SAW sedang mendidik umat tentang bagaimana sikap yang betul terhadap penghinaan pada saat menjadi minoritas tertindas. Kelima, Rasulullah SAW seorang yang sangat cerdas, sehingga tahu betul kapan harus ikut arus dan kapan harus melawan arus, serta beliau paham betul kapan harus diam dan kapan harus mengambil tindakan.
Bahkan saat beliau diusir dari kota Thoif dengan penghinaan dan penganiayaan, ketika Malaikat datang meminta izin untuk menghancurkan kota Thoif karena peristiwa keji tersebut, beliau langsung mencegah seraya berkata : "Jangan ! Bahkan aku berharap agar lahir dari keturunan mereka generasi yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya."

Dalam peristiwa tersebut bukan saja menunjukkan kesabaran dan ketabahan Nabi SAW yang luar biasa, namun juga kearifan dan kebijakan Nabi SAW. Perlakuan penduduk Thoif terhadap Nabi SAW merupakan akibat dari propaganda Kafir Quraisy Mekkah, sehingga mereka hanya merupakan korban provokasi. Karenanya, mereka tak layak dibalas atau dihukum, bahkan patut dikasihani. Itulah sebabnya, Rasulullah SAW mencegah Malaikat agar tidak menghancurkan mereka, bahkan dengan air mata Nabi SAW berdoa untuk agar keturunan mereka kelak menjadi generasi orang yang beriman. Dan begitulah faktanya, hingga kini tak satu pun penduduk kota Thoif yang tidak beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.

PERIODE MADINAH
 Pada periode Madinah, ada sejumlah penghina Nabi SAW dibiarkan tanpa dibalas atau dihukum, namun tidak sedikit para penghina Nabi SAW yang dibunuh atau dihukum mati atas perintah beliau.
Abdullah bin Ubay bin Salul yang terkenal sebagai Biang Munafiqin di Madinah, sering sekali menghina Nabi SAW dan kaum muslimin. Hinaannya dinilai banyak Shahabat sudah kelewat batas, sehingga mereka minta izin Nabi SAW untuk membunuhnya. Namun permintaan tersebut ditolak Nabi SAW seraya berkata : "Agar supaya tidak ada orang yang berkata Muhammad membunuh para Shahabatnya". Disini, Rasulullah SAW tidak membalas atau menghukum Si Biang Munafiqin melalui "pertimbangan khusus" untuk "siasat da'wah" dan "meredam fitnah".
Selain itu, ada seorang kafir yang sering meludahi Nabi SAW saat beliau melewati rumahnya, namun tak dibalas oleh Nabi SAW, karena dianggap semata-mata hanya urusan pribadi, bukan urusan agama. Bahkan ketika si kafir tersebut sakit, justru Nabi SAW membesuknya. Masalah pribadi tak layak dihadapi dengan kemarahan, tapi sudah semestinya dihadapi dengan kesabaran.
Ada lagi seorang pengemis buta di pasar yang setiap hari mengumpat Nabi SAW, namun setiap hari pula Nabi SAW berderma untuk si pemgemis tersebut. Rasulullah SAW tidak mengambil peduli dengan umpatan si pengemis, karena dianggap hanya merupakan luapan emosi akibat kebodohannya. Orang bodoh tak pantas dihukum, tapi sepatutnya dida'wahkan.

ATAS PERINTAH RASULULLAH SAW
Mereka yang dibunuh atas perintah atau izin dari Nabi SAW, karena penghinaannya terhadap beliau atau terhadap ajaran Islam, yang sudah tidak bisa ditolerir lagi, antara lain : Pertama, Nabi Palsu Abhalah ibnu Ka'ab ibnu 'Auf Al-Aswad Al-Ansi di Yaman yang dibunuh oleh seorang pemuda bernama Fairuz atas dasar surat Nabi SAW untuk kaum muslimin Yaman.

Kedua, Nabi Palsu Musailamah Al-Kadzdzab dari Najed, yang diancam Nabi SAW untuk diperangi. Lalu baru pada zaman Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq RA ancaman Rasulullah SAW tersebut bisa dilaksanakan melalui pengiriman pasukan Islam di bawah pimpinan Sayyiduna Khalid ibnu Al-Walid RA. Akhirnya, Musailamah Al-Kadzdzab dan pengikutnya berhasil dibasmi.
Ketiga, Ka'ab ibnu Al-Asyraf yang selalu menghina Nabi SAW di berbagai kesempatan. Ia dibunuh oleh Muhammad bin Maslamah RA atas perintah Nabi SAW, sebagaimana diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari rhm hadits ke-4.037 dan Shahih Muslim  rhm hadits ke-1.801, yang bersumber dari Jabir bin Abdillah RA. Hal ini diriwayatkan juga oleh Abu Daud, An-Nasai dan Al-Humaidi, rohimahumullah.

Keempat, Abu Rafi' Abdullah ibnu Abi Al-Huqaiq yang sering menghina dan menista Nabi SAW di berbagai tempat. Ia dibunuh oleh beberapa orang Anshor atas perintah Nabi SAW, sebagaimana diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari rhm hadits ke-4.038 s/d 4.040 yang bersumber dari Al-Barra bin 'Azib RA. Dan diriwayatkan juga oleh Ibnu Ishaq, Ibnu Hisyam, Al-Waqidi, Ibnu Sa'ad, Ath-Thabari dan Ad-Dimyathi, rohimahumullah.

Kelima, seorang musyrik yang dibunuh Sayyiduna Zubair ibnu 'Awwam RA dan seorang kafir yang dibunuh Sayyiduna Khalid ibnu Al-Walid RA. Keduanya dibunuh atas perintah Nabi SAW karena penghinaan keduanya terhadap beliau. Kedua kejadian diriwayatkan oleh Imam Abdurrazaq rhm dalam kitab Mushonnaf. Kisah Zubair RA diriwayatkan juga oleh Abu Nu'aim Al-Ishfahani rhm dalam kitab Al-Hilyah. Sedang kisah Khalid RA diriwayatkan juga oleh Al-Baihaqi rhm dalam Sunannya dan Ibnu Hazm rhm dalam kitab Al-Muhalla.

MERAIH RESTU RASULULLAH SAW
Mereka yang dibunuh para Shahabat karena penghinaannya terhadap Nabi SAW, lalu Shahabat yang membunuh dibebaskan oleh Nabi SAW dari tuntutan, bahkan direstui oleh beliau, antara lain :

Pertama, Abu 'Afak yang dibunuh oleh Salim ibnu 'Umair An-Najjar RA karena menghina dan mencemooh Nabi SAW. Lalu beliau tidak menghukumnya, bahkan membebaskannya tanpa syarat, sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Waqidi, Ibnu Ishaq dan Ibnu Hisyam, rohimahumullah.

Kedua, Ashma' binti Marwan yang dibunuh oleh 'Umair ibnu 'Adi Al-Khatmi RA karena menghina Nabi SAW dan menista Islam. Lalu Rasulullah SAW memujinya dan menyatakan bahwasanya 'Umair telah membela Allah SWT dan Rasul-Nya, sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Waqidi rhm dalam Tarikhnya dan Ibnu Hajar rhm dalam kitab Al-Ishobah.

Ketiga, seorang hamba sahaya yang dibunuh tuannya yang tunanetra karena selalu menghina Nabi SAW. Lalu beliau mengumumkan di depan para Shahabat bahwa wanita tersebut layak dan pantas dibunuh, sehingga si pembunuh dibebaskan. Kisah ini diceritakan oleh Abdullah ibnu 'Abbas RA, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Daud rhm dalam Sunannya hadits ke-4.361. Dan diriwayatkan juga oleh An-Nasai, Al-Hakim, Ad-Daraquthni dan Al-Baihaqi, rohimahumullah.

Keempat, seorang wanita Yahudi yang dicekik hingga mati oleh seorang muslim karena menghina Rasulullah SAW, lalu beliau menyatakan kehalalan darah wanita tersebut untuk ditumpahkan. Kisah ini diceritakan oleh Sayyiduna Ali ibnu Abi Thalib krw, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Daud rhm dalam Sunannya hadits ke-4.362. Dan diriwayatkan juga oleh Ahmad rhm dan Baihaqi rhm.

Kelima, Jin Kafir yang bernama Mis'ar dibunuh oleh Jin Muslim yang bernama Samhaj karena telah melecehkan yang haq dan menistakan Rasulullah SAW. Samhaj pun dipuji oleh Nabi SAW dan diganti namanya menjadi Abdullah. Kisah ini diceritakan langsung oleh Rasulullah SAW, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Nu'aim Al-Ishfahani rhm dalam kitab Ad-Dalail dan Al-Fakihi rhm dalam kitab Akhbar Mekkah yang bersumber dari Abdullah ibnu Abbas RA. Jin Muslim tersebut dikatagorikan Shahabat Nabi SAW oleh Ibnu Hajar dalam kitab Al-Ishobah dan Ibnu Al-Atsir dalam kitab Usud Al-Ghobah.

IJMA' SHAHABAT
Diriwayatkan oleh Al-Qodhi 'Iyadh rhm dalam kitab Asy-Syifa' dan Ath-Thabrani rhm dalam Al-Mu'jam Al-Ausath dan Al-Mu'jam Ash-Shoghir, sebuah hadits dengan Silsilah Sanad Emas yang bersumber dari Ali Ar-Ridho dari Musa Al-Kazhim dari Ja'far Ash-Shodiq dari Muhammad Al-Baqir dari Ali Zainal Abidin dari Al-Husain dari Ali ibnu Abi Thalib, rodhiyallahu 'anhum, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa yang mencerca Nabi maka bunuhlah ia, dan barangsiapa yang mencerca Shahabatku maka pukullah ia".
Karenanya, tidak ada perbedaan pendapat di antara para Shahabat, rodhiyallahu 'anhum, tentang Hukum Mati Penghina Nabi. Sejumlah riwayat menceritakan dengan tegas dan jelas tentang sikap para Shahabat terhadap para penghina Nabi SAW, antara lain :

Pertama, Sayyiduna Abu Bakar Ash-Shiddiq RA melarang Abu Barzah RA membunuh penghina beliau, tapi memerintahkannya untuk membunuh penghina Rasulullah SAW, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Daud rhm dalam Sunannya hadits ke-4.363. Dan kisah ini diriwayatkan juga oleh An-Nasai, Al-Hakim, Ahmad, Al-Baihaqi, Al-Humaidi dan Abu Ya'la, rohimahumullah.

Kedua, Sayyiduna Umar ibnu Al-Khaththab RA yang terkenal sebagai Shahabat Nabi SAW yang tegas dan pemberani, serta sebagai Khalifah yang adil. Beliau pernah mengatakan : "Barangsiapa mencerca Allah atau mencaci salah satu Nabi, maka bunuhlah ia !". Atsar ini diriwayatkan oleh Al-Karmani rhm yang bersumber dari Mujahid rhm.

Ketiga, Sayyiduna Abdullah ibnu Umar RA tatkala mendengar kabar tentang seorang kafir dzimmi yang menghina Rasulullah SAW, maka beliau pun berkata dengan lantang : "Jika aku mendengarnya, niscaya aku bunuh dia ! Tidaklah kami berdamai dengan mereka untuk mencerca Nabi kami !". Atsar ini diriwayatkan oleh Al-Khollal dalam kitab Jami'nya,

Keempat, Sayyiduna Khalid ibnu Al-Walid RA pernah membunuh Malik ibnu Nuwairoh karena ia menyebut nama Rasulullah SAW dengan ungkapan "Shahabat kalian !" yang mengandung unsur penghinaan, sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Qodhi 'Iyadh rhm dalam kitab Asy-Syifa'. Lalu ketika peristiwa itu dilaporkan ke Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq RA, beliau pun membenarkan tindakan Khalid RA. Bahkan Adh-Shiddiq RA menyatakan bahwasanya jika beliau yang mendengar ungkapan tersebut, niscaya beliau yang akan membunuhnya.

Kelima, Sayyiduna Abdullah ibnu Abbas RA yang terkenal dengan keluasan ilmu dan kepandaiannya, pernah menyatakan bahwasanya  seorang muslim yang mencerca Rasulullah SAW mesti dituntut bertaubat, jika menolak maka dibunuh, sedang seorang kafir yang mencaci Rasulullah SAW maka ia dibunuh. Atsar ini diriwayatkan oleh Al-Karmani rhm yang bersumber dari Laits rhm.

I'TIBAR
Dari semua riwayat Hadits mau pun Atsar yang telah dipaparkan di atas, maka kita mendapatkan pelajaran yang amat berharga dalam penyikapan terhadap penghinaan dalam aneka ragam situasi dan kondisi.

Pertama, Sikap Rasulullah SAW terhadap hinaan orang mengandung dua kemungkinan, yaitu : hinaan terhadap beliau sebagai seorang manusia sehingga menjadi "Urusan Pribadi", atau hinaan terhadap beliau sebagai seorang nabi utusan Allah SWT sehingga menjadi "Urusan Agama". Jika hinaan tersebut hanya sebatas "Urusan Prinadi", maka dengan mudah Nabi SAW memaafkan atau tidak mempedulikannya. Namun jika hinaan tersebut menjadi "Urusan Agama", maka niscaya Nabi SAW menghukumnya, kecuali apabila ada pertimbangan khusus tertentu sebagai Strategi Da'wah untuk meredam fitnah.

Kedua, Sikap Para Shahabat, rodhiyallahu 'anhum, terhadap para penghina. Jika diri mereka yang dihina, maka mereka menahan diri dan banyak memaklumi karena itu hanya "Urusan Pribadi", sebagaimana dicontohkan Nabi SAW. Namun jika Rasulullah SAW yang dihina, maka mereka sepakat bahwasanya hinaan terhadap Nabi SAW di hadapan mereka bukan lagi "Urusan Pribadi", melainkan sudah jadi "Urusan Agama". Karenanya, para Shahabat Nabi SAW bersikap tegas dan keras terhadap siapa saja yang menghina Rasulullah SAW, baik semasa hidup Nabi SAW mau pun setelah wafatnya.

Ketiga, Sikap Umat Islam terhadap hinaan orang. Jika diri pribadi yang dihina orang, maka harus bisa menahan diri dan banyak memaklumi, sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW dan para Shahabatnya. Namun jika Rasulullah SAW yang dihina, maka itu bukan lagi "Urusan Pribadi", tapi sudah jadi "Urusan Agama", maka wajib disikapi dengan tegas, sebagaimana dicontohkan Nabi SAW dan para Shahabatnya, kecuali ada pertimbangan khusus yang dibenarkan Syariat. Bahkan hinaan terhadap para Shahabat pun, teristimewanya Muhajirin dan Anshor serta yang mengikutinya dengan Ihsan, wajib disikapi dengan tegas, karena hinaan terhadap mereka di hadapan umat Islam bukan lagi "Urusan Pribadi", melainkan sudah menjadi "Urusan Agama".

KEPANIKAN BARAT
Di zaman modern sekarang ini, tatkala Islam makin menyebar ke seantero dunia, maka musuh-musuh Islam menjadi "panik" menghadapi kenyataan tersebut. Akibatnya, kebencian musuh-musuh Islam terhadap Islam semakin menjadi-jadi. Penghinaan terhadap Rasulullah SAW pun terjadi hampir setiap hari di seluruh negara Barat. Penghinaan tersebut dilakukan dengan berbagai macam cara melalui penggunaan aneka media modern dan sarana canggih.
Dari kalangan atas sampai bawah, para musuh Islam berlomba-lomba menghujat Rasulullah SAW. Di kalangan cendikiawan dan akademisi mereka, penghinaan terhadap Nabi SAW dilakukan atas nama penelitian dan tesis ilmiah. Di kalangan seniman dan budayawan mereka, penghinaan terhadap Nabi SAW dilakukan atas nama kebebasan berekspresi. Di kalangan politisi dan praktisi hukum mereka, penghinaan terhadap Nabi SAW dilakukan atas nama HAM.
Setiap hari dengan mudah didapatkan penghinaan terhadap Nabi SAW melalui hampir semua jejaring sosial dan jaringan internet, mulai dari hinaan halus terselubung hingga hinaan kasar dan kotor. Dari karikatur hingga komik, dari koran hingga majalah, dari theatrikal hingga film, semuanya menjadi media penghinaan terhadap Nabi SAW.
Selama ini, secara umum negara-negara Barat tidak pernah mengambil tindakan apa pun terhadap para penghina Nabi SAW di negeri mereka. Bahkan para penghina Nabi SAW tersebut dilindungi dan dibela, seperti Salman Rushdi yang selalu dijaga agen rahasia Inggris dan AS serta Israel. Selama ini juga, Umat Islam pun belum terlalu kompak untuk marah dan melakukan perlawanan terhadap kebijakan Barat yang selalu memberi ruang untuk penghinaan terhadap Nabi SAW.
Menariknya, semakin Islam dihujat, maka semakin banyak masyarakat Barat yang ingin mempelajari Islam. Semakin Nabi SAW dihina, maka semakin banyak pula masyarakat Barat yang ingin mengenalnya lebih mendalam. Keadaan ini telah membuat Barat semakin "panik" menghadapi perkembangan Islam di seluruh dunia.
Tatkala negara-negara Islam yang tergabung di dalam OKI (Organisasi Konferensi Islam) pada tanggal 26 Maret 2009 menyepakati Konvensi PBB di Jeneva - Swiss tentang pengkatagorian penistaan agama sebagai pelanggaran HAM, maka kala itu negara-negara Barat kompak menolaknya.

UU PENISTAAN AGAMA
Kini, tatkala bermunculan film-film penghinaan terhadap Nabi SAW secara gencar di laman Youtube, seperti "Muhammad Movie Trailer" dengan durasi 13 menit 51 detik, dan "The Real Life of Muhammad" dengan durasi 13 menit 3 detik, serta yang paling anyar yaitu film "The Innocence of Muslims" yang telah memicu kemarahan umat Islam di berbagai negara. Bahkan di Libia, Duta Besar AS terbunuh bersama tiga stafnya dalam aksi protes terhadap film tersebut. Maka, "kepanikan" negara-negara Barat mulai mencapai puncaknya.
Pemerintah AS untuk meredam kemarahan umat Islam mulai memeriksa dan menahan semua yang terlibat dalam pembuatan film penghinaan terhadap Nabi SAW tersebut. Sesuatu yang tidak pernah dilakukan AS selama ini. Bahkan pemerintah AS mulai sibuk memasang iklan tentang seruan anti penistaan agama yang menelan biaya puluhan ribu dolar AS. Lain lagi dengan pemerintah Perancis yang terpaksa harus menutup kedutaannya di 20 negara akibat pemuatan gambar penghinaan terhadap Nabi SAW di sebuah majalah Perancis yang bernama Charlie Hebdo.
Kepanikan negara-negara Barat menjadi peluang bagi negara-negara Islam untuk mendorong PBB mengeluarkan putusan Konvensi PBB tentang Pelarangan Penistaan Agama. Di akhir September 2012, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidatonya di Majelis Umum PBB menyerukan tentang perlunya Konvensi dan Protokol PBB tentang Pelarangan Penistaan Agama. Seruan SBY tersebut disambut hangat oleh negara-negara OKI. Sementara negara-negara Barat masih kebingungan di tengah persimpangan, apakah tetap mempertahankan kebebasan penistaan agama dengan dalih HAM, ataukah menyetujui pelarangan penistaan agama dengan argumentasi untuk melindungi semua agama dari penistaan, sekaligus untuk menumbuh-suburkan keharmonisan hubungan antar umat beragama.
Sebagai umat Islam Indonesia tentu sangat bangga dengan Presidennya yang secara lantang menyerukan PBB membuat Konvensi dan Protokolnya tentang Pelarangan Penistaan Agama. Namun pada saat yang sama, umat Islam Indonesia sangat kecewa terhadap sang Presiden, karena hingga saat ini tak sudi mengeluarkan Keppres Pelarangan dan Pembubaran Ahmadiyah mau pun Liberal. Padahal Ahmadiyah dan Liberal itu aliran sesat menyesatkan yang telah menodai dan menistakan agama Islam. Ironis, sikap lunak SBY tehadap Ahmadiyah dan Liberal, justru bertolak belakang dengan apa yang diserukannya di Majelis Umum PBB tentang Pelarangan Penistaan Agama.

KESIMPULAN
Islam melarang keras penistaan dan penodaan terhadap agama apa pun.  Agama mana pun tidak boleh dinistakan dengan cacian dan cercaan, sebagaimana amanat Allah SWT dalam Surat Al-An'am ayat 108. Apalagi penistaan dan penodaan terhadap agama Islam.
Penghinaan terhadap seseorang yang dimuliakan oleh suatu agama berarti menista agama itu sendiri. Dengan demikian, bahwasanya penghinaan terhadap Rasulullah SAW berarti menistakan dan menodai ajaran agama Islam.
Bagi umat Islam sudah jelas bahwasanya siapa saja yang menyakiti Rasulullah SAW  akan mendapat azab yang pedih, dan masuk Neraka serta kekal di dalamnya (QS.9.At-Taubah : 61-63). Para Penghina Nabi SAW dilaknat dunia dan akhirat, serta dapat azab yang menghinakan, lalu jika mereka tidak mau bertobat maka mereka terlaknat dimana saja mereka berada, dan mesti ditangkap serta dibunuh. (QS.9.Al-Ahzab : 57-61).
Karenanya, bagi umat Islam juga sudah jelas bahwa segala bentuk penghinaan terhadap Rasulullah SAW harus disikapi dengan tegas dan jelas sesuai kemampuan masing-masing. Bagi yang mampu melakukan perlawanan diplomatik, maka lawanlah secara diplomatik. Bagi yang mampu melawan dengan pena, maka sebar luaskanlah tulisannya yang membela Nabi SAW. Bagi yang mampu aksi turun ke jalan berdemonstrasi untuk mengutuk penghinaan terhadap Nabi SAW, maka segera lakukan.
Dan bagi mereka yang mampu mencari, memburu, menangkap dan membunuh para penghina Nabi SAW, maka lakukanlah. Bahkan bagi mereka yang hanya mampu berdoa sekali pun, maka bangunlah di tengah malam bermunajat kepada Allah SWT, mohon pertolongan-Nya untuk menghancurkan para penghina Rasulullah SAW. Yang penting adalah bagaimana pun bentuk perlawanan umat Islam menentang penghinaan terhadap Nabi SAW, maka wajib dilakukan dengan tulus dan ikhlas, serta  ditujukan hanya untuk meninggikan Kalimat Allah SWT demi meraih Ridho-Nya.

Sumber : Suara-Islam.com

FPI Siap Bubarkan Acara Kemaksiatan Tahun Baru

Dalam rangka memperingati kelahiran Baginda Nabi Muhammad Saw, Front Pembela Islam (FPI) mengadakan maulid di Jl Petamburan, Jakarta Pusat, Rabu (23/1/2013). Dalam acara tersebut selalu ada yang luar biasa dan berbeda dengan peringatan Maulid Nabi di tempat lain yang biasanya selalu mengulang cerita kelahiran Nabi saja, di FPI temanya selalu "menggigit". Tahun ini FPI mengambil tema yang cukup dahsyat, "Tegakkan Syariat, Raih Rahmat, Indonesia Selamat".

Acara ini dihadiri oleh ribuan umat Islam termasuk para kiai, habaib dan sejumlah tokoh nasional, mereka memberikan tausiahnya dengan penuh semangat perjuangan, diantaranya Habib Idrus Jamalulail, KH. Kholil Ridwan, Habib Ahmad Al Habsy, Hadad Alwi, KH. Shobri Lubis dan lain lain.

Salah satu penceramah, Sekjen FUI, KH M. Al Khaththath dalam sambutannya mengajak jamaah untuk lebih serius dalam berjuang. "Harus gerakan perubahan yang serius, negara kita ini negara musyawarah bukan demokrasi, oleh karena itu mulai saat ini jangan lagi mengatakan Indonesia negara demokrasi tapi katakanlah Indonesia negara musyawarah." ujarnya, Rabu malam (23/1/2013) di Petamburan, Jakarta Pusat.
"Dalam negara musyawarah aturan Allah yang maha Esa menjadi tolak ukur, yang sudah ada ketetapan hukumnya tidak boleh dimuswarahkan lagi, namun musyawarah itu hanya untuk teknisnya saja. contohnya nabi musyawarah dalam menentukan strategi jihad, hukum jihadnya wajib dan tidak dimusyawarahkan, hanya teknis strateginya saja." tambahnya.

Gerakan perubahan ditambahkan oleh pembicara lain, Permadi, seorang politisi yang selama ini kagum terhadap sosok Habib Rizieq mengatakan saat ini Indonesia dikuasai oleh kapitalisme liberal, sehingga iman dan taqwa merosot, homo, lesbi, narkoba, porno, dan berbagai kemaksiatan merajalela.
"Oleh karena itu harus ada gerakan perubahan, yaitu revolusi, revolusi belum selesai, revolusi bukan sesuatu yang tabu bukan juga sesuatu yang haram. Revolusi akan mengubah keadaan penuh keharaman menjadi halal. Perjuangkan Islam sampai berhasil. Dan saya percaya, yang mampu melakukan perubahan ini adalah Habib Rizieq beserta keluarga besar FPI nya, ini harus cepat karena jangan sampai kita di azab oleh Allah Swt," tegas Permadi.

Selain itu Ketua Umum FPI, Habib Rizieq Syihab walaupun dalam keadaan sakit tetap turut serta mengikuti acara dan menyambut para habaib, ulama, tokoh masyarakat dan ribuan jamaah yang hadir. Alhamdulillah walaupun ijin dipersulit, akhirnya acara maulid tersebut bisa diselenggarakan dengan menggunakan separuh jalan, dan seluruh jamaah yang hadir sangat antusias mengikuti acara dalam suasana langit yang cerah tidak hujan.

Namun FPI protes, kenapa untuk acara pengajian dipersulit padahal sebelumnya pemkot DKI justru menggunakan jalan untuk perayaan tahun baru masehi. “Kenapa umat Islam ingin merayakan Maulid Nabi dengan menutup Jl. Petamburan saja dipersulit sedangkan perayaan Tahun baru 1 Januari yang notabene penuh maksiat, Jl. Sudirman - Thamrin, jalan Protokol itu sengaja ditutup untuk dipenuhi dengan belasan panggung-panggung hiburan,” ujar Habib Rizieq.

Selain itu Habib Rizieq juga mengingatkan agar tahun depan Gubernur DKI Jokowi dan Ahok wakilnya untuk tidak lagi merayakan hal yang sama. "Kepada Jokowi Ahok, anda sudah membeli jakarta dengan maksiat. Kami sampaikan dengan hormat bukan dengan kebencian. Jika mau selamat, tahun depan jangan lagi mengundang azab Allah dengan membuat acara kemaksiatan" tegasnya.
"Dan kalau kau coba-coba lagi buat acara tahun depan, saya intruksikan kepada seluruh laskar untuk menggagalkan acara maksiat tahun baru tersebut." tambah Habib yang disambut dengan pekikan takbir "AllahuAkbar" dari seluruh jamaah.

“Jangan salahkan kami kalau kami selalu yakin bahwa terjadinya musibah karena berkaitan dengan kemungkaran dan kemaksiatan yang merajalela. Kami tidak benci kepada Jokowi Ahok tapi jika ingin selamat jangan ulangi kesalahan dikemudian hari,” pungkasnya.
Habib menjelaskan kenapa malam tahun baru mengundang bencana, "malam tahun baru masehi yang notabene perayaannya orang-orang kafir dimeriahkan dengan segala rupa hiburan, petasan dipasang hingga shubuh hari, milyaran dana keluar dengan mubazir. Malam tahun baru ribuan kembang api menyerang langit. Lalu langit menyerang bumi hanya dengan air hujan yang deras." terang Habib.


"Terjadinya musibah pasti berkaitan dengan kemaksiatan yang merejalela. Omong kosong jika bencana tidak ada kaitannya dengan kemaksiatan dan kemunkaran, tegas Allah Swt nyatakan dalam firmannya. Seandainya penduduk negeri itu beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” papar ketua umum FPI ini dengan gamblang.

Dalam musibah banjir kemarin FPI juga tidak tinggal diam, FPI telah membuka sekitar 40 posko untuk membantu para korban banjir, dan tidak hanya itu pasca banjir pun laskar tetap dikerahkan untuk membersihkan lingkungan. “Saya minta kepada seluruh posko FPI ketika ada bencana maka semua posko kemanusiaan FPI harus dibuka. DPP FPI akan membantu semaksimal mungkin. FPI adalah milik umat dan harus membantu umat tanpa memandang suku, ras maupun agama. Tanpa pamrih, tanpa ingin diliput wartawan. Kerja! bantu umat karena Allah. Pasca banjir banyak sampah, laskar FPI harus bekerja bantu masyarakat membersihkan lumpur dan sampah banjir. Kita lakukan penyemprotan anti wabah nyamuk terhadap rumah warga untuk antisipasi berbagai penyakit,” seru Habib.

Di akhir sambutannya Habib mengingatkan kepada masyarakat, “Masyarakat jangan berkecil hati, musibah merupakan ujian bagi yang beriman. Mudah-mudahan musibah kemarin jadi peringatan bagi kita semua. Dan musibah bisa menjadi azab bagi mereka yang kafir, murtad, fasik, munafik, ahli maksiat. Mari kita introspeksi diri, kalau kita banyak maksiat maka musibah yang menimpa kita adalah azab. Kita wajib kembali kepada Allah, mari kita bertaubat, mohon ampun pada Allah,” ajaknya

Dan tidak ketinggalan, beliau juga mengajak jamaah untuk berdoa minta ampun kepada Allah. Dengan selebaran doa yang dibagikan, Habib memipin doa untuk kesalamatan bangsa. "Wahai Allah yang maha segalanya, ampuni dosa kami wahai yang maha pengampun, selamatkan kami semua ya Allah dari segala siksa dan bencana, terimalah tobat kami ya Allah," tutup Habib.



Sumber : Suara-Islam.com


Kamis, 24 Januari 2013

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Markaz FPI

Selalu ada yang luar biasa dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw di Markaz FPI. Berbeda dengan peringatan Maulid Nabi di tempat lain yang biasanya selalu mengulang cerita kelahiran Nabi saja, di FPI temanya selalu "menggigit". Tahun ini FPI mengambil tema yang cukup dahsyat, "Tegakkan Syariat, Raih Rahmat, Indonesia Selamat".

Ketua Umum FPI, Habib Rizieq Syihab walaupun dalam keadaan sakit tetap turut serta mengikuti acara dan menyambut para habaib, ulama, tokoh masyarakat dan ribuan jamaah yang hadir.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, perayaan maulid FPI memang penuh dengan nuansa perjuangan. Para tokoh yang hadir mayoritas adalah ulama-ulama pergerakan yang selama ini berjuang untuk tegaknya syariat Islam di bumi nusantara ini.

Salah satu penceramah, Sekjen FUI, KH M. Al Khaththath dalam sambutannya mengajak jamaah untuk lebih serius dalam berjuang. "Harus gerakan perubahan yang serius, negara kita ini negara musyawarah bukan demokrasi, oleh karena itu mulai saat ini jangan lagi mengatakan Indonesia negara demokrasi tapi katakanlah Indonesia negara musyawarah." ujarnya, Rabu malam (23/1/2013) di Petamburan, Jakarta Pusat.

"Dalam negara musyawarah aturan Allah yang maha Esa menjadi tolak ukur, yang sudah ada ketetapan hukumnya tidak boleh dimuswarahkan lagi, namun musyawarah itu hanya untuk teknisnya saja. contohnya nabi musyawarah dalam menentukan strategi jihad, hukum jihadnya wajib dan tidak dimusyawarahkan, hanya teknis strateginya saja." tambahnya.

Gerakan perubahan ditambahkan oleh pembicara lain, Permadi, seorang politisi yang selama ini kagum terhadap sosok Habib Rizieq mengatakan saat ini Indonesia dikuasai oleh kapitalisme liberal, sehingga iman dan taqwa merosot, homo, lesbi, narkoba, porno, dan berbagai kemaksiatan merajalela.

"Oleh karena itu harus ada gerakan perubahan, yaitu revolusi, revolusi belum selesai, revolusi bukan sesuatu yang tabu bukan juga sesuatu yang haram. Revolusi akan mengubah keadaan penuh keharaman menjadi halal. Perjuangkan Islam sampai berhasil. Dan saya percaya, yang mampu melakukan perubahan ini adalah Habib Rizieq beserta keluarga besar FPI nya, ini harus cepat karena jangan sampai kita di azab oleh Allah Swt," tegas Permadi.

Selain kedua pembicara tersebut, banyak sekali tokoh yang hadir memberikan tausiahnya dengan penuh semangat perjuangan, diantaranya Habib Idrus Jamalulail, KH. Kholil Ridwan, Habib Ahmad Al Habsy, Hadad Alwi, KH. Shobri Lubis dan lain lain.


Berikut dokumentasi fotonya:

Walaupun dalam keadaan sakit, Habib Rizieq tetap mengikuti acara
Habib Abdurrahman dari Hadramaut Yaman
Habib Idrus Jamalulail
Habib Ahmad al Habsy
Hadad Alwi melantunkan shalawat dengan suara merdunya
KH. Ahmad Kholil Ridwan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat
KH. Ahmad Baidowi
KH. Ahmad Shobri Lubis (Sekjen FPI)
Permadi

Sumber : Suara Islam.com

Tak kenal (FPI) maka tak sayang...


Apa yang membuat Anda menuliskan ‘Dear FPI’ di Twitter?
Saat itu, Minggu 8 Agustus 2010, di Twitter ribut-ribut soal FPI, banyak yang mengkritik FPI soal HKBP Bekasi, soal tindakan anarkis yang dilakukan. Saya waktu itu terpengaruh, ok, mungkin FPI memang melakukan kekerasan. Namun, dari pada mencaci maki, saya langsung mengajukan pertanyaan.
Ada beberapa yang saya tuliskan, di antaranya, "Dear FPI, bila memang itu tindakan kalian, apakah kalian yakin sesuai dengan perilaku Nabi Muhammad.”
Ada lagi, “Dear FPI, apakah kalian yakin akan direstui Allah.” Juga, "Dear FPI, Islam cinta damai bukan kekerasan.”
Kemudian saya ingin berdialog dengan FPI, lalu saya bahkan bertanya di Twitter, ada yang tahu markas FPI di mana.
Untuk orang-orang yang saling menghujat, sebagai muslim saya mengatakan pada teman-teman lain bahwa Islam tidak seperti itu. Saat itu, saya atas nama umat Islam juga meminta maaf, karena itu (tindakan FPI) bukan mencerminkan agama Islam.

Apa isi dialog Anda dengan FPI?
FPI memiliki prinsip amar makruf nahi munkar, salah satunya, lawan kemaksiatan dengan tangan. Namun, pengertian ‘tangan’ yang dimiliki FPI dan saya berbeda. Bagi FPI, tangan adalah tangan.
Sementara sepemahaman saya, tindakan adalah action, tindakan.
Misalnya, jika ada perbuatan maksiat, kita lawan dengan tindakan, misalnya bekerja sama dengan pihak terkait, membuka lapangan pekerjaan agar mereka tak lagi melakukan tindakan maksiat.

Itulah sekelumit wawancara fahiraidris sebelum mengenal FPI dan masih banyak lagi penilaian fahiraidris yang sedikit mencibir terhadap FPI, tapi setelah  fahiraidris bertemu dan bertabayun dengan ketua umum FPI Dr.Al-Habib Muhammad Rizieq Syihab Lc.MA kini banyak memuji perjuangan FPI dan tidak segan-segan menuliskan kekaguman nya terhadap FPI yg di tuangkan dalam Accoun twitter nya.

@Ratonoefendi

Senin, 21 Januari 2013

Relawan FPI DKI Jakarta buka posko banjir.

Jakarta Timur 16/01/2013.Bali Mester, Kira-kira pukul 09.00 WIB, Beberapa pemuda berseragam Laskar Pembela Islam, Sibuk membangun sebuah posko sederhana, di Lokasi kebanjiran, di Kel. Bali Mester Kec. Makasar Jakarta Timur. Sekitar 30 menit, bangunan posko sederhana sudah berdiri, air mineral dan roti disusun di meja kayu. Sekitar 5 Orang anggota FPI bersiaga di posko tersebut, para korban banjir yang mengungsi di sepanjang jalan. Jatinegara Barat, berduyun-duyun menuju posko tersebut dan mengambil air mineral serta roti yang telah di siapkan tersebut.

Belum sampai lebih dari 1 jam 10 Dus air mineral dan 300 Roti habis diserbu para pengungsi. Ust. Chairullah ( Wali Laskar Pembela Islam Jakarta Timur ) yang memang sudah beberapa kali membuka posko bencana bersama para Laskar Pembela Islam Jakarta Timur mengatakan " Bantuan yang disalurkan ini berasal dari Anggota FPI sendiri dan para Donatur yang menyumbangkan bantuan melalui FPI, selain makanan dan minuman. Siang tadi Alhamdulillah Saudara kita dari Islamic Medical Center ( IMC ) bergabung bersama kita guna membuka pengobatan Gratis saat ini sudah hampir 100 orang yang berobat terdiri dari Ibu-Ibu, Manula dan anak-anak keluhan mereka bervariasi dari kepala pusing-pusing, Sesak nafas, gatal-gatal, bahkan ada seorang Ibu yang pingsan", Pengobatan gratis di tutup sekitar pukul 16.00 WIB dan akan di buka kembali esok hari.Menurut keterangan yang penulis himpun saat berita ini diturunkan ada kurang lebih 30an anggota Laskar yang siaga di posko tersebut selain menghimpun dan menyalurkan bantuan sebagian laskar ada yang membantu Aparat Kepolisian mengatur lalu lintas, dikarenakan Jalan Jatinegara Barat di Tutup total dan di alihkan ke Jalan Jatinegara Timur.

Sdr Andi Putra salah satu pengurus Markas Wilayah LPI Jakarta Timur, ketika di konfirmasi melalui sms mengatakan, " Apabila ada kaum muslimin ingin membantu korban Banjir disini ( red. Bali mester ) bisa menyalurkan bantuannya melalui kami, Insya Alloh akan kami salurkan kepada yang membutuhkan, kami berada disini bertujuan mendapat Rhido dari Alloh SWT, niscaya Alloh mencatat apa yang kami lakukan", Sdr. Andi Putra juga menambahkan bahwa FPI akan bertahan selama masih dibutuhkan oleh para korban banjir, FPI akan berjaga bergantian sesuai dengan Intruksi Wali Laskar.

" Semoga para korban di beri ketabahan dalam menghadapi cobaan dan dapat mengambil pelajaran atas apa yang terjadi".

Sumber : Abu Ja'far Al Qital Markas Wilayah LPI Jakarta Timur.

Posko Relawan FPI Nasional

Front Pembela Islam Banjir memang masih menjadi suatu yang menakutkan bagi warga Jakarta. Ibu kota negara DKI Jakarta yang sejatinya sebagai simbol kemajuan suatu negara kini lunglai tak berdaya dikepung banjir, akitivitas perekonomian lumpuh. Warga yang lokasinya berada di daerah aliran sungai, mengungsi. Ada yang menempati masjid, musola, balai warga, dan bahkan kolong jembatan. Harta benda seadanya mereka selamatkan, yang terpenting jiwa selamat tak termakan banjir atau terseret arus sungai.
Penyebab-penyebab banjir antara lain, hilangnya fungsi resapan/jalur hijau dan situ sebagai penampung hujan, menyempitnya sungai karena banyaknya bangunan, reklamasi pantai, dan sampah yang menumpuk di sungai. Itu semua akibat ulah manusia yang cenderung merusak lingkungan, pelakunya bukan hanya masyarakat tetapi juga para pemangku kebijakan itu sendiri.
Menyikapi hal ini, seperti biasanya Front Pembela Islam (FPI), telah membuka posko kemanusiaan bantuan guna meringankan kesulitan para korban banjir. Beragam aktivitas telah dilakukan, sedikitnya FPI menerjunkan relawan di 20 titik wilayah DKI untuk membantu korban banjir.
Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhammad Rizieq Syihab, mengajak kepada umat Islam untuk berbondong-bondong membantu saudara-saudara kita semua dengan menyalurkan bantuan untuk mereka. Habib Rizieq menjelaskan, posko banjir FPI sejak sepekan lalu telah dibuka. Posko Banjir FPI berada di 21 titik di seluruh DKI dengan aktivitas: Evakuasi, Tenda Pengungsi, Dapur Umum, Klinik Darurat, Kebutuhan Wanita dan Bayi, Bimbingan Rohani dan sebagainya. Oleh karena itu, bagi yang ingin menyalurkan bantuan, silahkan menghubungi langsung Markas Besar Front Pembela Islam (FPI) di Petamburan atau kontak:
  • Habib Salim Selon (FPI DKI), HP: 08561207345
  • Habib Thohir (HILMI FPI), HP: 085814374689
  • Habib Ali Alhamid (HILMI FPI), HP: 087877375809
  • Irwan (Markas FPI), HP: 085333373323
  • Haji Hasan (Bend FPI), HP: 08129960399
Sumber :www.fpi.or.id

Aktivitas FPI dalam Membantu Korban Banjir Jakarta

"Dimana FPI..??? Dimana FPI..??? Sejak terjadinya banjir besar dari tanggal 17 Januari 2013 sampai saat ini, berbagai elemen masyarakat dan organisasi baik pemerintah maupun swasta bahu membahu meringankan beban para korban banjir, dari mulai TNI, LSM hingga persatuan artis. Salut untuk kerja keras mereka semua. Tapi sungguh mengherankan di antara mereka tidak terlihat batang hidung FPI yang sok suci.." Begitu pesan yang disebarkan di media sosial terkait musibah banjir di Jakarta.

Namun bagi FPI fitnah semacam itu bukan sesuatu yang aneh buat mereka. Sebelumnya dalam bencana Tsunami Aceh misalnya, FPI dan ormas-ormas Islam berhasil mengevakuasi 70.000 mayat, namun tak satupun media sekuler yang memberitakan, begitupun seperti bencana di Jogjakarta, Bantul, Tasikmalaya, Ciamis dan lain-lain.

Dalam bencana banjir di Jakarta saat ini, FPI telah membuka posko sebanyak 21 titik di seluruh DKI Jakarta. Dan ormas Islam yang dipimpin oleh Habib Rizieq Syihab ini mengerahkan seluruh anggotanya untuk membantu warga DKI Jakarta dengan pelayanan evakuasi, tenda pengungsi, dapur umum, klinik darurat, kebutuhan wanita dan bayi, bimbingan rohani, dan lain sebagainya. Inilah bentuk kepedulian FPI terhadap warga Jakarta yang mengalami musibah banjir.

Dan berkaitan dengan beredarnya fitnah terhadap FPI, kepada Suara Islam Online para laskar mengatakan, "kami berjuang apa adanya, dengan biaya pribadi, bukan biaya negara yang diambil dari uang rakyat. Kami selalu berusaha menjadi yang terdepan disetiap upaya menolong korban bencana. Kami tidak butuh diliput, kami hanya mengharap Ridho Allah Swt disetiap perjuangan kami." Ujar Ustadz Jafar laskar FPI Jakarta.

"Bukan jabatan tujuan kami, bukan uang tujuan kami, tujuan kami tidak lain dan tidak bukan melainkan semata-mata karena mengharap Ridho Allah Swt. Kami akan terus berjuang menegakkan Amar Ma'ruf Nahi Munkar, meskipun orang-orang kafir, orang-orang munafik dan media-media sekuler tidak menyukai." tambahnya.

Lain halnya dengan Ustadz Jafar, laskar lainnya punya pengalaman menarik, "Walaupun kami difitnah, namun faktanya alhamdulillah masyarakat senang terhadap kami, para korban lebih sering mendatangi posko FPI, pada saat kami menyalurkan bantuan melalui pintu ke pintu rumahnya "Subhannallah" mereka meriakkan takbir, mereka menyebut-nyebut guru kami, Habib Muhammad Rizieq Syihab, Allahuakbar betapa mulia perjuangan ini," cerita Habib Al Hamid laskar FPI Condet Raya.

Sumber : Suara Islam.com

Habib Rizieq instruksikan laskar FPI lanjutkan bantuan tangani pasca banjir

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Front Pembela Islam (DPP-FPI), Habib Muhammad Rizieq Syihab Lc.MA menginstruksikan kepada anggotanya untuk meluaskan bantuan dengan penanganan pasca banjir dimasyarakat.
"Segera kerahkan semua laskar FPI untuk membantu masyarakat membersihkan lumpur dan sampah akibat banjir dari rumah warga dan perkampungan!" tegasnya seperti disampaikan kepada arrahmah.com melalui pesan singkatnya, Minggu Malam (20/1/2013)

Hingga saat ini Laskar Front Pembela Islam (FPI) masih bertahan di posko-posko bantuan korban banjir, tepatnya di 21 titik di seluruh DKI Jakarta. Ormas yang dikenal tegas dalam nahi munkar ini mengerahkan seluruh anggotanya untuk membantu warga DKI Jakarta dengan pelayanan evakuasi, tenda pengungsi, dapur umum, klinik darurat, kebutuhan wanita dan bayi, bimbingan rohani, dan lain sebagainya. Inilah bentuk kepedulian FPI terhada warga Jakarta yang mengalami musibah banjir.FPI juga menerima dan menyalurkan bantuan untuk masyarakat yang membutuhkan.

Ketua Umum DPP FPI, Habib Rizieq mengajak seluruh umat Islam untuk berbondong-bondong membantu korban banjir Jakarta."Bagi masyarakat yang ingin turut serta dalam membantu korban banjir, bisa mengubungi Markas Besar FPI Petamburan atau melalui beberapa kontak pengurus," ungkap Habib Rizieq beberapa waktu lalu (15/1/2013) kepada arrahmah.com.

Dari informasi yang berhasil dihimpun, sejak Selasa (16/1) lalu, FPI telah membagikan ribuan nasi bungkus dan bantuan obat-obatan bagi warga korban banjir di Bukit Duri, Kampung Pulo, dan Jati Negara.
Selain itu, Ketua DPW FPI DKI Jakarta, Habib Salim alatas alias Habib Selon, juga menerangkan bawa FPI juga masih mengumpulkan sumbangan dari para donatur untuk pengadaan baju layak pakai, susu bayi, dan pembalut wanita. "Kita segera akan memberi bantuan pembalut wanita, susu bayi, dan beberapa potong baju buat para korban. Pembalut wanita dan susu sangat penting, karena korban banjir sangat membutuhkan," ujar Selon.
 Jadi, salah besar jika FPI hanya memerangi kemaksiatan. FPI justru mau peduli dengan musibah banjir yang menimpa warga Jakarta dengan memberi bantuan melalui posko-posko yang didirikan.

Fitnah serang FPI
Ditengah, aksi peduli yang dilakukan laskar FPI untuk korban banjir. Tak disangka, masih ada orang yang menebarkan fitnah bahwasanya FPI tidak punya kepedulian terhadap korban banjir. Fitnah dilancarkan melalui broadcast BBM, berikut pesan fitnah tersebut:

"Dimana FPI..??? Dimana FPI..??? Sejak terjadinya banjir besar dari tanggal 17 Januari 2013 sampai saat ini, berbagai elemen masyarakat dan organisasi baik pemerintah maupun swasta bahu membahu meringankan beban para korban banjir, dari mulai TNI, LSM hingga persatuan artis. Salut untuk kerja keras mereka semua. Tapi sungguh mengherankan di antara mereka tidak terlihat batang hidung FPI yang sok suci.."
Menanggapi pesan fitnah, tersebut Ketua Bidang Nahi Munkar FPI, Munarman,SH menjelaskan bahwa dia sudah membuat broadcast tandingan berupa pemberian alamat posko-posko FPI dan nomor kontak yang dapat dikonfirmasi, link berita dari media Islam dan twitter @dduror yang mempublikasi foto-foto kegiatan solidaritas FPI terhadap korban banjir.
"Hanya sekedar memberikan BC(broadcast) yang berimbang kepada pengguna BB, sampaikan ini juga sampai ke yang nulis fitnah terhadap FPI," ungkap Munarman menjelaskan isi broadcastnya kepada arrahmah.com, Minggu malam(20/1/2013)

Sementara itu, berkaitan dengan beredarnya fitnah terhadap FPI, para laskar mengatakan, "kami berjuang apa adanya, dengan biaya pribadi, bukan biaya negara yang diambil dari uang rakyat. Kami selalu berusaha menjadi yang terdepan disetiap upaya menolong korban bencana. Kami tidak butuh diliput, kami hanya mengharap Ridho Allah Swt disetiap perjuangan kami." Ujar Ustadz Jafar laskar FPI Jakarta seperti dilansir Suara Islam Online.
"Bukan jabatan tujuan kami, bukan uang tujuan kami, tujuan kami tidak lain dan tidak bukan melainkan semata-mata karena mengharap Ridho Allah Swt. Kami akan terus berjuang menegakkan Amar Ma'ruf Nahi Munkar, meskipun orang-orang kafir, orang-orang munafik dan media-media sekuler tidak menyukai." tambahnya.

Lain halnya dengan Ustadz Jafar, laskar lainnya punya pengalaman menarik, "Walaupun kami difitnah, namun faktanya alhamdulillah masyarakat senang terhadap kami, para korban lebih sering mendatangi posko FPI, pada saat kami menyalurkan bantuan melalui pintu ke pintu rumahnya "Subhannallah" mereka meriakkan takbir, mereka menyebut-nyebut guru kami, Habib Muhammad Rizieq Syihab, Allahuakbar betapa mulia perjuangan ini," cerita Habib Al Hamid laskar FPI Condet Raya.

Sumber : arrahmah.com

Produser TvOne Akui Media Tidak Fair Terhadap FPI

Bukan rahasia lagi bahwa bisnis media, baik nasional maupun internasional, sebagian besar dikuasai oleh kelompok pendukung paham Sekularisme-Pluralisme-Liberalisme (SEPILIS), sebuah paham yang ditolak oleh seluruh agama di dunia. Sementara Front Pembela Islam (FPI) merupakan ormas Islam penggiat amar makruf nahi munkar yang selalu berada di garis depan dalam memberantas maksiat, penodaan agama dan aqidah Islam, termasuk disini menentang paham SEPILIS. Maka tidak heran kalau FPI selalu mendapat perlakuan tidak adil dari media. Media pendukung paham SEPILIS selalu menyudutkan FPI, seolah tidak ada kebaikan sedikitpun yang bisa diambil dari FPI. Sejumlah aksi-aksi kemanusiaan yang selalu dilakukan FPI tidak pernah sedikitpun diberitakan, sementara manakala “oknum” FPI (bukan kebijakan organisasi) terprovokasi dan terpancing melakukan anarkisme, maka media pendukung SEPILIS seakan berlomba-lomba menempatkannya sebagai berita utama.

FPI selalu diperlakukan tidak adil, dan sengaja dicitrakan jelek oleh sebagian besar media. Itulah kesimpulan Redaktur KabarNet terhadap analisa cerdas Produser TvOne, Mohamad Fadhilah Zein, sebagaimana dikutip oleh Eramuslim berikut ini:

FPI Dalam Pusaran Media-media

Selasa, 14/02/2012 09:47 WIB

Oleh, Mohamad Fadhilah Zein (Produser TvOne)

Front Pembela Islam (FPI) menjadi bulan-bulanan media. Berangkat dari sinisme terhadap FPI, akhirnya pemberitaan yang dilakukan sebagian media menjadi tidak obyektif. Kecuali media Islam, beberapa media menyajikan pemberitaan yang mengarahkan pembacanya pada citra buruk FPI.

Sikap sinis ini semakin kentara ketika media menghadirkan berita yang tidak sama antara badan berita dengan judul. Misalnya, Kompas.com tertanggal 12 februari pukul 12.40 WIB, yang menurunkan berita tentang statemen Din Syamsudin terkait penolakan kehadiran FPI di Kalimantan Tengah. Judul berita yang diturunkan Kompas.com adalah “Din Syamsudin: Tolak Ormas Anarkis”. Isi berita tersebut adalah pernyataan Din Syamsudin yang menolak segala bentuk kekerasan. Tidak ada satu kalimat pun dari Ketua Umum PP Muhammadiyah, di berita itu, yang menyebut “Tolak Ormas Anarkis.”

Pemberian judul di atas menjadi bias karena seolah-olah Din Syamsudin menolak FPI, padahal dalam pernyataannya, Din hanya mengatakan tolak segala bentuk aksi kekerasan yang bisa dilakukan siapa saja. Bisa disimpulkan, Kompas.com sudah melakukan penghukuman terhadap FPI (Trial by The Press) dengan memberikan judul seperti itu.Selengkapnya bisa dilihat http://nasional.kompas.com/read/2012/02/12/12403753/Din.Syamsuddin.Tolak.Ormas.Anarkis.

Lain pula yang dilakukan Vivanews.com. Media ini menurunkan sejumlah berita terkait kehadiran FPI di Kalimantan Tengah namun mendapat penolakan dari masyarakat setempat. Salah satu berita yang cukup bombastis adalah berita dengan judul “Usir FPI karena Warga Dayak Trauma Konflik” tertanggal 14 februari pukul 00:02 WIB.

Dengan judul menggunakan tanda kutip, pembaca disuguhi pernyataan langsung dari seorang pengamat. Redaksi tentu sudah memilih siapa pengamat yang jawabannya sesuai dengan keinginan mereka. Uniknya, ada lead yang memperkuat judul dalam berita itu, “Tak ada terkait agama. Mereka tidak menolak Islam, tapi menolak radikalisme.” Pemilihan lead semacam ini menjadi biasa dilakukan awak redaksi untuk mengarahkan kemana pembaca akan digiring. Selengkapnya bisa dilihat

http://nasional.vivanews.com/news/read/287841–usir-fpi-karena-warga-dayak-trauma-konflik-

Detik.com sebagai portal berita internet yang kini dikuasai Transcorp juga tidak kalah menunjukkan sinisme terhadap FPI. Media ini bahkan menghilangkan identitas Habib pada Ketua Umum FPI Muhammad Rizieq Shihab. Di setiap penulisan berita, Detik.com selalu menyebut Ketua Umum FPI Rizieq Shihab. Tidak ada penjelasan mengenai hal ini dari portal berita ini.

Di beritanya lainnya, Detik.com mewawancarai peneliti SETARA Institute yang notabene adalah lawan ideologis FPI. Dalam wawancara itu, FPI digambarkan sebagai organisasi yang kebal terhadap hukum karena merusak tempat-tempat prostitusi , penyebaran miras dan lain sebagainya, namun dibiarkan oleh pemerintah. Statemen peneliti SETARA Institute pun dikutip hanya sebagian oleh Detik.com, karena di akhir badan berita, penulisnya hanya mengutip penggalan kalimat dari berita yang sudah tayang sebelumnya. Beritanya bisa di lihat

http://news.detik.com/read/2012/02/13/020916/1840605/10/insiden-tolak-fpi-di-palangkaraya-bentuk-kekecewaan-pada-pemerintah?nd992203605

Yang harus diperhatikan lebih di Detik.com adalah komentar-komentar dari pembaca yang kebanyakan anonim. Setiap berita menyangkut FPI atau Islam, pasti banyak komentar-komentar sinis, bahkan menghina, yang sepertinya dibiarkan oleh redaksi Detik.com.

Sementara itu, Antaranews.com yang menjadi kantor berita resmi pun menurunkan sejumlah berita yang bisa disimpulkan tidak setuju dengan adanya FPI. Beberapa judul yang ditulis media ini bahkan menunjukkan sikap redaksi yang demikian. Salah satunya adalah berita dengan judul “Warga Dayak Tolak FPI” tertanggal 11 Februari pukul 15:54 WIB. Beritanya

http://www.antaranews.com/berita/296896/warga-dayak-tolak-fpi

Antaranews.com rupanya juga menurunkan berita yang sama dengan Kompas.com tertanggal 12 Februari dengan narasumber Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin. Berbeda dengan Kompas.com, Antaranews.com tidak mengutip satu kata pun tentang ormas anarkis.Dalam artikel itu, Din Syamsudin menekankan tidak ada agama di Indonesia yang menolak keberagaman.

Bagaimana media massa Islam?

Berbeda dengan media-media massa mainstream, media Islam justru melakukan pembelaan terhadap FPI. Sebut saja eramuslim.com, voa-islam.com, arrahmah.com, hidayatullah.com dan republika.co.id. Sebagian dari media massa itu bahkan menyebut Dayak Kafir untuk menunjukkan sikap redaksi.

Mereka mengutip statemen dari seluruh pengurus FPI, pengamat Islam yang menguntungkan FPI, atau statemen-statemen pejabat negara, dalam hal ini kepolisian, untuk memposisikan FPI sebagai pihak yang tidak dirugikan. Hidayatullah.com bahkan tidak ragu menyebut adanya upaya pembunuhan atas apa yang terjadi pada Sabtu (11/2) yang lalu.

Media ini mengutip pernyataan Wasekjen FPI, KH. Awit Masyhuri yang menyebut ada pihak-pihak yang khawatir kepentingan ekonominya terganggu dengan kedatangan FPI. Menurut Awit, sebulan lalu delegasi warga Dayak Kalteng dari berbagai agama mendatangi DPP FPI di Petamburan untuk meminta bantuan untuk menghadapi arogansi Gubernur Kalteng dan Kapolda Kalteng tentang konflik agraria seperti Kasus Mesuji– Lampung.

Voice of Al-Islam atau VOA-Islam.com lebih keras lagi menyebut Dayak Kafir atas apa yang terjadi dengan FPI. Media ini juga menunjukkan pembelaan terhadap Habib Rizieq Shihab dan seluruh pendukungnya. Hal ini jelas karena posisi media ini adalah sesuai dengan visi dan misinya yang khawatir dengan nasib umat Islam yang semakin termarjinalkan dengan kelompok-kelompok Kapitalis dan Zionis.

Eramuslim.com yang lebih dulu menjadi portal berita dunia Islam juga membela FPI. Ada yang menarik dari tulisan editorial Media Islam Rujukan ini. Editorial berjudul “Mengapa Menolak Habib Rizieq?” mempertanyakan sikap ambivalensi media terhadap pelaku-pelaku kekerasan di tanah air.

Dalam tulisan itu, Eramuslim mengkritisi arti kekerasan yang sering disematkan pada FPI. Padahal, pada kenyataannya, banyak kekerasan-kekerasan yang dialami umat Islam di daerah, justru dilakukan kelompok-kelompok non-muslim, namun hal itu tidak diungkap media-media massa mainstream.

Dalam kerusuhan Madura vs Dayak, Eramuslim.com mengungkit kembali kerusuhan antara Muslim vs Kristen. Selengkapnya bisa dilihat

http://www.eramuslim.com/editorial/mengapa-menolak-habib-riziq.htm

Arrahmah.com yang mengusung tagline Berita Dunia Islam & Berita Jihad Terdepan, mengeluarkan sikap redaksi yang keras. Meminjam pernyataan Ketua bidang Nahi Munkar DPP FPI Munarman, media online ini menghalalkan darah kafir harbi yang menghalang-halangi dakwah Islamiyah.

Bahkan, Gubernur Kalimantan Tengah, Agustin Teras Narang, dicap sebagai kafir harbi yang darahnya halal untuk ditumpahkan. Beritanya ada disini:

http://arrahmah.com/read/2012/02/11/17991-munarman-kafir-yang-menghalangi-dakwah-adalah-kafir-harbi-halal-darahnya.html

Kebenaran Hakikat vs Kebenaran Prosedural

Dari uraian pemberitaan di atas, terbukti bahwa media-media memiliki banyak kepentingan, bisa ideologis, ekonomi, politik dan lain sebagainya. Awak redaksi akan menentukan seperti apa wajah media tersebut. Seorang muslimkah dia, liberal, agnostik, kejawen dan sebagainya, akan mempengaruhi berita-berita yang disuguhkan. Pembaca pun hanya menjadi penonton, yang jika tidak hati-hati dan cerdas, akan terhanyut dan terombang-ambing dalam pusaran informasi yang begitu deras dan terbuka. Independensi media massa pun dipertanyakan, jika melihat dari pemberitaan FPI.

Bahkan, media berperan besar dalam menstigmakan FPI sebagai organisasi pro-kekerasan. Bayangkan saja, setiap ada penggerebekan yang dilakukan FPI, maka jurnalis televisi akan selalu hadir. Tayangan video itu lalu disiarkan secara langsung di setiap program berita. Masyarakat pun tercengang dengan apa yang disaksikannya. Jadilah, FPI tertuduh sebagai ormas kekerasan.

Apakah kekerasan hanya dilakukan FPI? Jawabnya tidak. Kita semua tahu bahwa pelaku kerusuhan di daerah banyak juga yang dilakukan oleh non-muslim. Namun, porsi pemberitaannya tidak sama dengan apa yang dilakukan FPI.

Jika kita melihat hakikat yang dilakukan FPI, maka kebenaran yang diusung tidak terbantahkan. Maksudnya begini, siapa pun pasti setuju bahwa minuman keras, prostitusi, perjudian dan sejenisnya adalah tindak kejahatan yang harus diberantas. Tidak perlu ditanya betapa banyak bukti kehancuran akibat perbuatan-perbuatan tersebut. Kecuali bagi penganut adanya kebenaran relatif, maka hal-hal tersebut tentu tidak berlaku.

Apa yang dilakukan FPI secara hakikat adalah benar, karena mereka menghilangkan penyakit sosial masyarakat yang sudah endemik. Kekerasan yang mereka lakukan biasanya menjadi pilihan terakhir, karena adanya kelompok penentang. Pun hingga saat ini, kekerasan itu tidak sampai menimbulkan korban jiwa.

Bandingkan dengan kekerasan di daerah, misalnya Ambon, Poso, Bima, Makassar dan lainnya sebagainya, yang menyebabkan korban meninggal dunia. Kebenaran hakikat yang diyakini FPI bertabrakan dengan kebenaran prosedural yang ditetapkan dalam kehidupan masyarakat.

Ambil contoh kasus Perda Miras yang ramai beberapa waktu lalu. Kementerian Dalam Negeri berdalih Perda-perda Miras bertentangan dengan Keputusan Presiden Nomor 3 tahun 1997. Oleh sebab itu, muncul wacana pencabutan Perda-perda tersebut.

Secara prosedural perundang-undangan, upaya Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi benar untuk mencabut Perda-perda tersebut. Tapi, secara hakikat, dia akan bertabrakan dengan kebenaran yang diyakini umat Islam secara mayoritas.

Inilah contoh kasus yang menyebabkan lahirnya kelompok-kelompok seperti FPI. Selama kebenaran prosedural tidak berdasarkan kebenaran hakikat, maka akan selalu lahir generasi pembela Islam. Dan, bagi mereka yang sungguh-sungguh memerangi FPI dikhawatirkan terjangkit penyakit Islamophobia yang wabahnya sudah mendunia.

Minggu, 20 Januari 2013

Rieke Diah Pitaloka merusak acara Maulid Nabi Muhammad SAW yang di adakan DPW FPI Cirebon

Rieke Diah Pitaloka menjadi "tamu tidak diundang" dan berkampanye pada acara 'Peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad saw. yang diadakan pada,
hari : jum'at
tanggal : 6 rabiul awwal 1434 H / 18 januari 2013
tempat : masjid Al-Husaini, Cirebon.

Acara yang diadakan oleh DPW FPI Cirebon ini, Rieke Diah Pitaloka "mengganggu" kekhusu'an para jama'ah yang hadir di acara Maulid tersebut, dengan memanfaatkan acara tersebut sebagai kampanye untuk menuju kursi calon Gubernur Jawa Barat.

Rieke bahkan mengatakan bahwa DPW FPI Cirebon mendukung dirinya maju dalam pencalonan gubernur Jawa Barat.

Saat dikonfirmasi kepada al-Habib Muhammad al-Habsyi, ketua tanfidzi Dewan Pimpinan Wilayah FPI Cirebon mengatakan, "itu tidak betul. Kami DPW FPI Cirebon menyakatan bahwa FPI Cirebon TIDAK PERNAH mengeluarkan pernyataan seperti yang dikatakan oleh Rieke untuk maju dalam bursa calgub Jabar".

Lebih miris lagi, Rieke yang saat itu diiringi oleh pendukungnya yang memakai pakaian kotak-kotak seperti yang dipakai oleh pasangan Jokowi-Ahok, diliput dan disiarkan oleh media Radar Cirebon TV.

Habib Muhammad al-Hbasyi dan jajaran Dewan Tanfidzi DPW FPI Cirebon telah mendatangi kantor RC-TV untuk melakukan klarifikasi dan menuntut radaktur RC-TV untuk mencabut berita yang ditayangkan oleh RC-TV.

tertanda :

Al-Habib Muhammad Al-Habsyi, ketua tanfidzi DPW Cirebon

Sumber : Humas DPD FPI Jawa Barat

Jumat, 18 Januari 2013

Bantahan Habib Rizieq Shihab Terhadap Ustadz Yazid Jawas part 4


Habib Rizieq Syihab LcMA : Hentikan Sikap Mengkafirkan Sesama Muslim

Jakarta – Perdebatan seputar kelompok yang mengklaim dirinya sebagai Ahlus Sunah dan menuding kelompok lain sesama Ahlus Sunnah sebagai ‘kafir’, semakin meruncing. Bahkan sejumlah SMS terus menyebar tanpa diketahui siapa yang pertama membuat dan menyebarkan. Habib Rizieq Syihab, yang nama dan organisasinya, FPI, turut dilibat-libatkan dalam persoalan ini akhirnya angkat bicara.
“Saya serukan semua pihak untuk menghentikan sikap saling mengkafirkan sesama kaum muslimin”, kata Habib Rizieq dalam pesan singkatnya yang diterima Suara Islam Online, Jumat (20/4/2012).
Habib juga berpesan agar umat Islam terus menjaga dan membina ukhuwah Islamiyah. “Ayo, jaga dan bina Ukhuwwah Islamiyyah. Semoga Allah SWT menyatukan hati kita semua dalam Iman, Islam dan Ihsan. Aamiiin”, serunya.
Menurut Habib Rizieq, hal itu merupakan reaksi dari menyebarnya ceramah-ceramah dan buku-buku “sejumlah oknum” dari kalangan ikhwan Salafi Wahabi. Kelompok Salaf-Wahabi mengkafir-kafirkan Asy’ari sebagai madzhab aqidah mayoritas umat Islam Indonesia, termasuk Habaib, Kyai, Ponpes, Majalis dan Madaris dari NU, Al-Washliyah, Al-Khairat dan FPI, serta lainnya. Bahkan mengkafir-kafirkan Ikhwanul Muslimin, Jama’ah Tabligh dan Hizbut Tahrir, serta mensejajarkannya dengan Ahmadiyah dan Liberal.
“Bahkan tokoh Salafi Kharismatik yang baik dan cinta Ukhuwwah Islamiyyah seperti Ust. Syeikh Abu Bakar Ba’asyir dan Ust. Syeikh Abu Jibril, mereka tuduh sebagai Khawarij”, kata Habib Rizieq.
Habib Rizieq mengajak semua kalangan untuk menghormati semua madzhab yang merupakan bagian dari Ahlus Sunnah wal Jamaah. “Hormati Madzhab Fiqih Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali, serta Madzhab Aqidah Asy’ari, Ma’turidi dan Hanbali Salafi, yang Alhamdulillah semuanya merupakan bagian dari AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH”, lanjut Habib Rizieq.