Entah apa yang melatarbelakangi
beberapa media yang nekat BERDUSTA terhadap publik. Dalam kasus dugaan
suap pengurusan Pajak PT Master Steel yang melibatkan oknum penyidik
pajak di Jakarta Timur, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menghadirkan
beberapa saksi. Antara lain adalah seorang yang dikenal sebagai Habib
Palsu “Abdurrahman Assegaf” yang memiliki nama asli Abdul Haris Umarella
asal Ambon dan dicatut media sebagai anggota FPI. Ia terakhir diketahui tinggal di Tangerang, Kompleks Witana Harja III, Pamulang Barat, Tangerang Selatan.
Sudah menjadi kewenangan KPK untuk
memanggil semua pihak yang terlibat dalam suatu kasus. Namun sangat
disayangkan saat pemanggilan Habib PALSU ini, hampir seluruh media
online bersemangat memberikan STEMPEL anggota FPI pada sosok ini. Lebih
aneh lagi, label abal-abal “ANGGOTA FPI” dijadikan judul utama berita
meskipun dalam pembahasan berita tidak didapati kaitan apa pun antara
FPI dan sosok ini serta hubungannya dengan kasus suap pajak. Pencatutan
nama FPI ini adalah SALAH besar, tapi media tanpa KLARIFIKASI dengan
pihak FPI tetap memuat berita bahwa sosok ini adalah anggota FPI.
Tampaknya para pewarta dari berbagai
media tersebut begitu bersemangat memberitakan hal negatif terkait FPI.
Dengan gencarnya media online memberitakan seorang yang sama sekali
belum jelas identitasnya menjadi seorang anggota/ petinggi/ kader FPI
bahkan diberi label habib. Sungguh nyata bahwa pemberitaan kacangan
semacam ini membuktikan bahwa MEDIA-MEDIA di Indonesia tidak kredibel
dan belum bisa diandalkan dalam akurasi berita. Pemelintiran media
semacam ini berulang kali dialamatkan kepada FPI. Bandingkan dengan
banyaknya aktifitas sosial FPI baik disengaja atau tidak, luput dari
pemeritaan media.
Terkait pencatutan nama FPI dalam
pemberitaan ini, Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhammad
Rizieq Syihab meluruskan pemelintiran berita ecek-ecek yang kembali
berusaha menyudutkan FPI. Menurut Habib Rizieq, Abdurrahman Assegaf yang
dipanggil KPK bukanlah seorang habib, bukan pula anggota FPI. Habaib
dan FPI tidak bertanggung-jawab atas semua tindak tanduk Habib palsu
tersebut baik yang telah lalu maupun yang akan datang. “Abdul Haris
Umarella bukan HABIB dan bukan ANGGOTA FPI. Dia berasal dari Ambon dan
suka ngaku-ngaku Habib. Habaib dan FPI tidak bertanggung-jawab atas
semua sepak terjangnya”, kata Habib Rizieq kepada redaktur fpi.or.id, Selasa 18 Rajab 1432 H/ 28 Mei 2013 M.
Berikut ini adalah JUDUL-JUDUL
pemberitaan BOHONG dari media pencatut nama Front Pembela Islam (FPI),
yang sangat antusias dan gegap gempita mengaitkan FPI dalam kasus suap
pajak:
INILAH.COM = Suap Pajak PT MS, KPK Periksa Anggota FPI
RAKYATMERDEKAONLINE.COM = Anggota FPI Jadi Saksi Suap Penyidik KPK
MERDEKA.COM = Kasus pajak Master, KPK periksa anggota FPI Habib Abdurrachman
OKEZONE.COM = KPK Periksa Anggota FPI Terkait Suap Pajak
KORANINDONESIA.COM = KPK Periksa Anggota FPI Terkait Suap Pajak
KANTOR BERITA WMC = Anggota FPI Diperiksa KPK Terkait Suap Pajak
AKTUAL.CO = Ada Kader FPI yang Diperiksa KPK Terkait Suap Pajak
PESATNEWS.COM = KPK Periksa Petinggi FPI
PLASA.MSN.COM = KPK Periksa Anggota FPI Terkait Suap Pajak
CENTROONE.COM = Anggota FPI Diperiksa untuk Kasus Pajak PT Master Steel
BBC.WEB.ID = KPK Periksa Anggota FPI Terkait Suap Pajak
Seharusnya media-media yang tergolong
besar ini menjaga citra sebagai penghantar informasi yang baik, jujur,
adil dan akurat, bukan malah menjadi corong sebuah kepentingan golongan
atau pihak tertentu. Bagaimana akhlak bangsa bisa membaik, jika personel
media tidak mampu menghadirkan informasi kredibel, hingga masyarakat
bisa lebih cerdas dan terbuka wawasannya. Janganlah gegap gempita dan
bangga menjadi media pembawa berita FABRIKASI apalagi berita asal jadi.
Posting : R.E