Sudah menjadi kewenangan KPK untuk memanggil semua pihak yang terlibat dalam suatu kasus. Namun sangat disayangkan saat pemanggilan Habib PALSU ini, hampir seluruh media online bersemangat memberikan STEMPEL anggota FPI pada sosok ini. Lebih aneh lagi, label abal-abal “ANGGOTA FPI” dijadikan judul utama berita meskipun dalam pembahasan berita tidak didapati kaitan apa pun antara FPI dan sosok ini serta hubungannya dengan kasus suap pajak. Pencatutan nama FPI ini adalah SALAH besar, tapi media tanpa KLARIFIKASI dengan pihak FPI tetap memuat berita bahwa sosok ini adalah anggota FPI.
Tampaknya para pewarta dari berbagai 
media tersebut begitu bersemangat memberitakan hal negatif terkait FPI. 
Dengan gencarnya media online memberitakan seorang yang sama sekali 
belum jelas identitasnya menjadi seorang anggota/ petinggi/ kader FPI 
bahkan diberi label habib. Sungguh nyata bahwa pemberitaan kacangan 
semacam ini membuktikan bahwa MEDIA-MEDIA di Indonesia tidak kredibel 
dan belum bisa diandalkan dalam akurasi berita. Pemelintiran media 
semacam ini berulang kali dialamatkan kepada FPI. Bandingkan dengan 
banyaknya aktifitas sosial FPI baik disengaja atau tidak, luput dari 
pemeritaan media.
Terkait pencatutan nama FPI dalam 
pemberitaan ini, Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhammad 
Rizieq Syihab meluruskan pemelintiran berita ecek-ecek yang kembali 
berusaha menyudutkan FPI. Menurut Habib Rizieq, Abdurrahman Assegaf yang
 dipanggil KPK bukanlah seorang habib, bukan pula anggota FPI. Habaib 
dan FPI tidak bertanggung-jawab atas semua tindak tanduk Habib palsu 
tersebut baik yang telah lalu maupun yang akan datang. “Abdul Haris 
Umarella bukan HABIB dan bukan ANGGOTA FPI. Dia berasal dari Ambon dan 
suka ngaku-ngaku Habib. Habaib dan FPI tidak bertanggung-jawab atas 
semua sepak terjangnya”, kata Habib Rizieq kepada redaktur fpi.or.id, Selasa 18 Rajab 1432 H/ 28 Mei 2013 M.
Berikut ini adalah JUDUL-JUDUL 
pemberitaan BOHONG dari media pencatut nama Front Pembela Islam (FPI), 
yang sangat antusias dan gegap gempita mengaitkan FPI dalam kasus suap 
pajak:
INILAH.COM = Suap Pajak PT MS, KPK Periksa Anggota FPI
RAKYATMERDEKAONLINE.COM = Anggota FPI Jadi Saksi Suap Penyidik KPK
MERDEKA.COM = Kasus pajak Master, KPK periksa anggota FPI Habib Abdurrachman
OKEZONE.COM = KPK Periksa Anggota FPI Terkait Suap Pajak
KORANINDONESIA.COM = KPK Periksa Anggota FPI Terkait Suap Pajak
KANTOR BERITA WMC = Anggota FPI Diperiksa KPK Terkait Suap Pajak
AKTUAL.CO = Ada Kader FPI yang Diperiksa KPK Terkait Suap Pajak
PESATNEWS.COM = KPK Periksa Petinggi FPI
PLASA.MSN.COM = KPK Periksa Anggota FPI Terkait Suap Pajak
CENTROONE.COM = Anggota FPI Diperiksa untuk Kasus Pajak PT Master Steel
BBC.WEB.ID = KPK Periksa Anggota FPI Terkait Suap Pajak
Seharusnya media-media yang tergolong 
besar ini menjaga citra sebagai penghantar informasi yang baik, jujur, 
adil dan akurat, bukan malah menjadi corong sebuah kepentingan golongan 
atau pihak tertentu. Bagaimana akhlak bangsa bisa membaik, jika personel
 media tidak mampu menghadirkan informasi kredibel, hingga masyarakat 
bisa lebih cerdas dan terbuka wawasannya. Janganlah gegap gempita dan 
bangga menjadi media pembawa berita FABRIKASI apalagi berita asal jadi. 
Posting : R.E 
